RENUNGAN - JANGAN HAMBAR

Garam dunia
RENUNGAN
JANGAN HAMBAR
Hambar memiliki makna tidak ada rasa atau tawar
Kolose 4:6 (TB)
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang, hendaklah kata katamu senantiasa Penuh Kasih, jangan hambar, artinya kata kata kita itu harus berdampak yang baik bagi bereka yang mendengar perkataan kita .
Kata kata mu harus senantiasa penuh kasih, jangan hambar artinya jangan sia sia atau tidak bermakna, seperti garam yang kehilangan rasa asinnya.
Perhatikan ayat ini (Lukas 14:34) garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
(Matius 5:13) Kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang, garam yang kehilangan rasa asinya tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah garam dunia, jika kehidupan kita sebagai garam dunia mulai tawar (Tawar disini artinya Kata kata kita tidak bermakna lagi, kata kata kita tidak lagi senantiasa penuh Kasih, Kata kata kita menjadi Kata kata yang kosong tanpa makna) itu tanda nya bahwa kita bukan lagi garam dunia, kehidupan kita tidak lagi menjadi makna berkat.
Kata kata yang senantiasa penuh kasih adalah kata kata yang membangun, menguatkan, menghibur sehingga mereka yang mendengar perkataan kita beroleh Kasih Karunia.
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” (Ef. 4:29)
(1 Petrus 3:15) Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, inilah yang seharus terjadi dengan perkataan kita.
(Amsal 16:24) Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. (Pdp. Samuel Dima)