Jusuf Kalla dan Penyerangan Terhadap Fasilitas Keagamaan Tahun 1967

Melolo, 16 Mei 2017. Sebuah disertasi doktoral Mujiburrahman, pada Universitas Leiden, Belanda, mengungkap adanya peran Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI saat ini) dalam penyerangan terhadap beberapa fasilitas keagamaan di Makassar pada tanggal 1 Oktober 1967. Dokumen disertasi tersebut dapat diakses secara gratis melalui tautan ini. Disertasi Mujiburrahman berjudul: Feeling Threatened: Muslim-Christian Relations in Indonesia’s New Order(Merasa Terancam: Hubungan Muslim – Kristen di Indonesia pada Jaman Orde Baru)

Menurut halaman 38 – 39 disertasi tersebut, penyerangan tersebut didahului pernyataan seorang guru agama Kristen yang menyerang nabi Muhammad. Pada tanggal 1 Oktober 1967, Dewan Gereja-Gereja di Indonesia mengakui bahwa guru tersebut memang telah mengeluarkan pernyataan yang menyerang Nabi Muhammad dan menegaskan pernyataan tersebut bukan pandangan gereja atau DGI tetapi pandangan pribadi sang guru.

Namun pada malam hari tanggal yang sama terjadi penyerangan terhadap beberapa fasilitas keagamaan, yaitu 9 gereja protestan, 4 gereja katolik, 1 asrama biarawati, 1 Akademi Teologi, 1 kantor PMKRI dan 2 sekolah katolik.

Diungkap bahwa sebelumnya, melalui 2 stasiun radio HMI, Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai Pimpinan HMI, menginstruksikan semua anggota HMI dan  organisasi muslim lainnya untuk mendatangi masjid terdekat pada jam 8 malam. Setelah sembahyang Isha, massa yang terkumpul langsung melakukan penyerangan terhadap fasilitas-fasilitas keagamaan di atas.

Disertasi tidak menjelaskan apakah Jusuf Kalla aktif mendorong umat Islam melakukan penyerangan, ataukah pengumuman Kalla hanya dimanfaatkan oleh massa. Kejadian tersebut pun kemudian menjadi perdebatan nasional antara berbagai pihak. DAD