SETUJU DAN SEPAKAT
Ilustrasi
Setuju dan Sepakat
Yehezkiel 33:21-33
Tidak mudah untuk mengutarakan kebenaran. Orang bisa setuju, tetapi belum tentu mereka sepakat. Yehezkiel diperintahkan Tuhan untuk membisu sampai pada momen ketika Yerusalem jatuh. Saat itulah Yehezkiel dapat membuka mulutnya karena umat sudah dapat mengerti maksud nubuatan dari sang nabi.
Berita kejatuhan Yerusalem menggenapi nubuatan Nabi Yehezkiel, dan saat itulah ia tahu bahwa ia harus menyampaikan firman Allah (21-22; bdk. 24:25-27).
Yeheziel juga mendengar kebebalan hati beberapa orang yang berusaha menguasai tanah yang bukan hak mereka (23-24). Maka Tuhan menegur melalui Yehezkiel dengan mengingatkan mereka akan apa yang terjadi dengan kejatuhan Yerusalem (25-26), yaitu bahwa Allah akan menghakimi mereka! (27-29).
Tuhan juga mengingatkan mereka yang menyetujui peringatan Tuhan, tetapi tidak sepakat dengan panggilan Tuhan (30). Kepentingan mereka lebih utama daripada firman Tuhan, maka mereka tidak menaati Tuhan (31-32), sampai mereka melihatnya sendiri (33).
Tidak mudah untuk meyakinkan seseorang tentang kebenaran firman Tuhan.
Mereka perlu menundukkan diri di bawah kedaulatan kuasa Tuhan, dan diajar untuk melihat bagaimana Tuhan berkarya dalam setiap detik kehidupan manusia.
Sebagai umat Allah, kita perlu mengenali identitas kita sebagai makhluk yang dicipta menurut gambar dan rupa Allah, yang mana Allah merancang manusia untuk menghadirkan teladan kebenaran Kristus dalam keseharian (lih. Kej. 1:26-27; Rm. 8:29-30). Kebenaran firman Allah mengajar kita untuk melihat waktu kehidupan sebagai bagian dari cara
Allah membentuk umat-Nya, menjadikan umat Allah sebagai saksi kebenaran dan kebesaran Allah.
Persetujuan dan kesepakatan atas kebenaran yang datang dari Allah adalah titik awal di mana manusia dapat kembali kepada kesuciannya yang asli, yaitu hakikatnya yang seturut dengan panggilan penciptaan-Nya. Di luar Tuhan, manusia tidak dapat mencapai panggilan hidupnya dengan sempurna. [IBS]