BULDOSER BERGAYA "WOK DE TOK"

BULDOSER BERGAYA 'WOK DE TOK'
Di negeri yang birokrasi dan politiknya penuh basa-basi, tiba-tiba hadir seorang menteri yang memilih jalan berbeda: Purbaya, sang Menkeu baru. Awalnya ia tampak arogan, slengekan, bahkan menyebalkan. Namun gaya yang kasar dan frontal itu, ternyata dilatari oleh sebuah karakter yang kokoh konsisten: ia tidak suka eufemisme, pun alergi basa-basi. Apa yang ada di kepalanya, itu pula yang keluar dari mulutnya.
Purbaya lebih mirip buldoser ketimbang diplomat. Sekali ia yakin benar, ia akan menggilas semua hambatan. Bukan karena nafsu kuasa, melainkan karena dorongan dan naluri teknokrat yang ingin bekerja nyata. Ia bukan tipe pejabat yang pandai berkelit dengan seribu bahasa; atau banyak jargon dan retorika–ia justru menghadap lurus ke masalah. Maka wajar jika DPR, Pertamina, Danantara, bank-bank pemerintah, dan beberapa lainnya–pernah ia “sikat.” Bahkan ia tetap membuldoser walau pun itu menyangkut program yang "digadang-gadang" Presiden.
Birokrasi negeri ini sudah lama terjebak dalam status quo. Lamban, nyaman di zona abu-abu, nyaris mati rasa. Di tengah kejumudan itu, gaya Purbaya menghadirkan hentakan. Ia mungkin kasar, tapi ia "wok de tok" ("walk the talk”)–meminjam istilah Jokowi. Ia berisiko banyak dimusuhi, tapi Purbaya bukan tipe yang gentar dimusuhi.
Dan justru di situlah pelajaran pentingnya: terkadang bangsa ini tidak butuh terlalu banyak politisi yang hanya lihai bermain kata. Bangsa ini butuh pekerja keras yang berani menabrak, yang memilih jalan lurus meski penuh batu. Seorang "buldoser" mungkin berisik, tetapi ia membersihkan jalan bagi banyak orang untuk bisa melangkah lebih jauh.
Dalam filsafat kepemimpinan, ada dua tipe pemimpin: yang menenangkan dan yang mengguncang. Yang pertama menjaga ritme, yang kedua membuka jalan. Purbaya jelas termasuk yang kedua. Ia pemimpin buldoser–berisik, menabrak, tapi membersihkan jalan bagi masa depan.
Dan mungkin, bangsa ini memang sedang butuh lebih banyak pejabat dan pemimpin semacam itu. Sembari menunggu hasil riil kinerjanya, setidaknya kita mendapatkan angin segar–sebab sekian banyak pejabat, menteri, wakil rakyat, pun lainnya yang bergaya lama– sangat membosankan. Sering bikin mual.
By: HT