KESATRIA ITU MENEPI LEBIH AWAL

Sumba Pembaharuan   |   Nasional  |   Kamis, 01 Mei 2025 - 10:30:47 WIB   |  dibaca: 74 kali
KESATRIA ITU MENEPI LEBIH AWAL

Hasan Nasbi

KSATRIA ITU MENEPI LEBIH AWAL

Hasan Nasbi menjabat sebagai Kepala PCO (Presidential Communication Office) sejak 19 Agustus 2024 hingga mengundurkan diri pada 21 April 2025. Saya sendiri pernah mengkritiknya ketika dengan nada "cengengesan" dia menanggapi soal kiriman kepala babi ke jurnalis Tempo. "Dimasak aja" celetuknya waktu itu. Tapi kritikan saya sesungguhnya lebih tertuju pada pola dan kualitas komunikasi pemerintahan Prabowo secara keseluruhan yang waktu itu saya bilang "buruk" - yang belakangan akhirnya diakui juga oleh Presiden Prabowo.

Tapi pada sosok Hasan Nasbi sendiri - terlepas kritikan saya kepadanya - saya menaruh respek. Latar belakangnya sebagai jurnalis (Kompas), peneliti dan konsultan politik membuatnya sangat piawai di bidang komunikasi. Kompetensinya meliputi: komunikasi politik, survei opini publik, konsultasi politik, manajemen komunikasi pemerintah. Namanya mulai melejit ketika menjadi konsultan politik Jokowi dan Ahok pada Pilkada 2012 Jakarta, dan memenangkan mereka.

Hasan Nasbi juga sangat taktis ketika berargumentasi. Kuat soal esensi, bukan sensasi. Namun kini dia mundur. Dia memilih jalan Tan Malaka, menepi lebih awal. Mundur dalam hening, tanpa genderang hiruk-pikuk. Hasan Nasbi kecewa? Mungkin saja. Dia mungkin merasa disuruh maju ke medan perang, diberi senapan, tapi tak berpeluru. Jabatannya bergengsi, tapi nampaknya dia tak bisa masuk ke ring 1 kekuasaan yang hingar-bingar. Bagaimana dia bisa menjadi komunikator pemerintah yang ulung jika bahan-bahan esensial komunikasi tak dia dapatkan? Tanpa "dirijen" komunikasi yang jelas, nyaris semua pembantu presiden bisa menjadi "juru bicara" pemerintah. Sebagai Kepala PCO, seharusnya dia sering di samping Presiden Prabowo - tapi dia jarang sekali terlihat bersama Prabowo. Ini aneh. Entah apa sebabnya.

Kemundurannya bukanlah kekalahan, tapi karena dia sadar - tak ada kontribusi bermakna yang bisa diberikan jika dia tak berpeluru. Ini keksatriaan. Ibarat perang, dia tak bisa menembak, akhirnya malah tertembak dan lukanya akan menjadi noda merah yang merugikan pemerintah. Lebih baik menepi lebih awal, daripada mencipratkan noda merah luka kepada kekuasaan yang ikut dijaganya.

Bagi saya, Hasan Nasbi tetaplah "ksatria". Presiden Prabowo akan kehilangan seorang ksatria tanpa disadarinya. Atau dia justru sadar?, sehingga sempat muncul wacana bahwa "presiden belum menyetujui mundurnya Kepala PCO".

By: HT

 

 

 

 

 

 

Profil Sumba Pembaharuan

Sumba Pembaharuan

hi ....

Web Master dari Erdo.wgp@gmail.com

Jl. H. R. Horo 22 Matawai Waingapu Sumba Timur NTT

Hubungi kami di 0823 4014 5111


Komentar



Masukan 6 kode diatas :
huruf tidak ke baca? klik disini refresh



Komentar Facebook