PETERNAK......

Sumba Pembaharuan   |   Nasional  |   Rabu, 26 Mei 2021 - 16:56:58 WIB   |  dibaca: 760 kali
PETERNAK......

Rapat perhitungan real kebutuhan daging ayam pedaging di aula Sekda Sumtim

PETERNAK AYAM PEDAGING SUMBA TIMUR TERANCAM GULUNG TIKAR?

Keputusan sekda Sumba Timur, Domu Warandoy, SH, M.Si, Jumat 21/05/2021, dalam rapat pembahasan perhitungan real kebutuhan ayam pedaging di aula kantor Sekda Sumba Timur, sangat berpotensi melumpuhkan Peternak ayam pedaging di Sumba Timur dan usahanya akan siap gulung tikar, demikian diungkapkan Gerson DR, Ketua Kelompok peternak Mutiara Indah, dkk dan hal ini menurutnya tidak sejalan lagi dengan agenda pembahasan yang sudah berjalan, yang selama ini di mediasi oleh Dinas Peternakan Sumba Timur. 

Rapat yang dipimpin langsung oleh Sekda Sumba Timur yang dihadiri oleh beberapa instansi terkait diantaranya Dinas Peternakan, Dinas Perdagangan, Kepala Karantina Waingapu, Gerson DR ketua kelompok peternak Mutiara Indah beserta anggota, PT. PELNI sebagai penyedia jasa pengadaan karkas daging ayam beku, dll yang tidak dapat namanya disebutkan satu persatu.

Dalam keputusan rapat yang dibacakan langsung oleh Domu Warandoy, sebagai Sekda Sumba Timur terkesan tidak sejalan dengan temuan di lapangan terkait adanya indikasi penyimpangan regulasi dan aturan pengadaan ayam beku puluhan ton dari PT. PELNI SUMBA TIMUR yang sebagai pemasok daging ayam beku tidak mempunyai izin atau surat Rokomendasi dari Dinas Peternakan Sumba Timur, dengan tidak adanya sanksi sedikit pun walau sudah nyata menyalahi aturan administrasi dalam daerah setempat, sedangkan masyarakat lainnya dalam pemasokan DOC harus mengurus surat rekomendasi dari Dinas Peternakan baru bisa pengadaan ayam.

Dalam pembacaan keputusannya, Sekda memberikan kebijakan baru bahwa ayam beku boleh masuk kapan saja tanpa ada batasan waktu, hal ini tidak sejalan dengan keputusan dari Dinas Peternakan Sumba Timur yang membatasi pengadaan ayam beku dengan hanya pada hari besar agama saja seperti hari raya Idul Fitri dan hari raya Natal, dll.

Kadis Peternakan Sumba Timur, Ir. Yohanis Radamuri ketika ditanya terkait keputusan Sekda dalam rapat perhitungan real ayam pedaging Sumba Timur, menjelaskan, pengadaan ayam beku harus ada keseimbangan dari ketersedian stok ayam dan kebutuhan, bukan seperti tanggapan Sekda katanya. Ditambahnya,Tahun ini pengadaan DOC dua kali lebih banyak dari tahun sebelumnya, sehingga kebutuhan akan daging sudah terpenuhi untuk Sumba Timur saat ini, tapi mau gimana lagi katanya, kami ini hanya bawahan katanya dengan pesimis.

Gerson Nd, ketua kelompok peternakan Mutiara juga sangat menyesalkan hasil keputusan rapat tersebut, dalam keputusan rapat ini sama sekali tidak mencermin suatu keadilan, dan hal ini sama saja membunuh ratusan peternak lokal yang ada di Sumba Timur, padahal sebenarnya, pemasukan karkas atau daging ayam beku adalah instansi pemerintah terkait, yang membawahi kepentingan segelintir orang saja, itu pun harus mengikuti regulasi dan aturan yang dibuat oleh Pemda Sumba Timur melalui Dinas Peternakan Sumba Timur katanya.             

Dalam pembahasan tersebut sempat juga diangkat terkait mahalnya harga ayam di pasaran, hal ini terdampak dari naiknya harga pakan ayam pedaging yang begitu signifikan, dari harga semula Rp 380.000,- sekarang menjadi Rp 430.000,- hingga Rp 485.000,- dan hal ini akan terus naik berhubung adanya pelarangan impor jagung oleh pemerintah pusat seperti yang diungkapkan Alex salah seorang distributor pakan ayam pedaging di Sumba Timur.

Menanggapi hal tersebut, Sekda Sumba Timur, Domu Warandoy berjanji, Pemerintah Daerah Sumba Timur akan memediasi pengadaan pakan ayam PEDAGING ke Sumba Timur, sehingga dapat menekan mahalnya harga ayam dipasaran, namun itu ditahun kedepannya katanya . Paul, sp.net

                                                PM, sp.net

.

Profil Sumba Pembaharuan

Sumba Pembaharuan

hi ....

Web Master dari Erdo.wgp@gmail.com

Jl. H. R. Horo 22 Matawai Waingapu Sumba Timur NTT

Hubungi kami di 0823 4014 5111


Komentar



Masukan 6 kode diatas :
huruf tidak ke baca? klik disini refresh



Komentar Facebook